Gadget merupakan produk elektronik yang sellu memiliki pembaharuan dari masa ke masa untuk memudahkan kehidupan manusia (mayenti & Sunita, 2018) penggunaan gadget yang awalnya hanya sebagai alat komunikasi yang seringkali digunakan oleh orang dewasa, saat ini tidak hanya digunakan oleh kalangan dewasa tetatp juga digunakan oleh anakanak hingga remaja. Bahkan, penggunaan gadget saat ini telah mendominasi kehidupan anakanak saat ini. Jumlah pengguna gadget pada anak meningkat hamper dua kali lipat dari angka 38 % menjadi 72 % (Nurhidaya et al., 2019). Berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak Indoneis (KPAI) dan Asosiasi penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJI) diketahui bahwa pengguna internet pada anak usia 5 sampai 9 tahun menca[ai 25,2 % dari seluruh pengguna gadget. Dari segi usia, anak usia dini (pra sekolah) dan remaja menduduki tempat yang sangat tinggi yaitu 79,9 %. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Fahmi et al., 2019) diketahui bahwa dari sebanyak 170 anak berusia 3 sampai 6 tahun, sejumlah 166 anak sudah menggunakan gadget dengan durasi 0,55 jam perhari yang banyak dijumpai di kota besar.
Fenomena penggunaan gadget pada usia anak seolah dua mata pisau, di satu sisi gadget dapat memberikan banyak manfaat untuk anak dalam proses perkembangan imajinasi, melatih kecerdasar, memudahkan mendapatkan bahan belajar, melatih kreatifitas dan lain sebagainya. Namun, di sisi lainnya penggunaan gadget yang berlebihan akan menimbulkan dampak negative bagi anak, beberapa di antaranya ialah dapat menurunkan kualitas Kesehatan mereka seperti gangguan pada mata, gangguan tidur serta gangguan saraf, selain itu dengan bermain gadget juga akan mengurangi interaksi sosial di dunia nyata dengan lingkungannya dan mengakibatkan anak tidak memiliki kepekaan sosial yang baik, hal yang lebih dikhawatirkan lagi dari dampak negatif penggunaan gadget yang berlebih adalah terbukannya peluang untuk membuka konten dewasa yang sangat belum pantas untuk menjadi konsumsi anak.
Oleh karena itu, peran orang dewasa di sekitar anak sangat penting untuk mengawasi penggunaan gadget pada anak. Salah satu pihak yang memiliki peran penting ialah lingkungan sekolah, khususnya guru. Guru memiliki tugas untuk membantu siswa dalam mengembangkan segala potensi siswanya secara optimal dan membantu meminimalisir pengaruh negative yang dapat menghambat pengembangan potensi siswa tersebut termasuk dampak negative dari penggunaan gadget. Beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah yaitu sebagai berikut:
- Batasi penggunaan gadget pada anak dengan cara memberikan penjelasan dengan bijak tentang etika dunia maya dan dampak yang akan ditimbulkan apabila menggunakan gadget terlalu lama
- Pihak sekolah melakukan sosialisasi dampak negatif penggunaan gadget yang terlalu lama dengan mendatangkan narasumber sesuai dengan bidang ahlinya.
- Gunakan gadget sebagai media pembelajaran yang asyik di beberapa waktu tertentu, dengan demikian anak mendapatkan manfaat sesuai usia dan porsi mereka
- Ajaklah anak untuk belajar sambal mengenal lingkungan dan alam semesta, misalnya belajar di luar kelas
- Gunakan model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bergerak dan berinkteraksi secara langsung dan berkolaborasi dengan temannya untuk memecahkan suatu permasalahan dalam proses pembelajaran misalnya jigsaw, STAD (student team achivement division, GI (Group Investigation dan lain sebagainya.
- Menjadi contoh pengguna gadget yang bijak, sebelum melakukan upaya untuk mengntisipasi kecanduan gadget terhadap anak alangkah baiknya jika guru dan orang tua dapat menjadi contoh bagi anak.
Peran sekolah dalam upaya mengatasi kecanduan gadget pada anak tidak dapat dilakukan secara optimal tanpa adanya peran orang tua, pihak sekolah dan orang tua perlu melakukan Kerjasama yang baik untuk menciptakan generasi yang menggunakan gadget secara bijak. Orang tua berperan sebagai controlyng system di rumah, pun dengan memiliki peran yang sama di sekolah.